Senin, 25 Juli 2011

PASRAH

Pasrah!melihat kegundahan dan sakit ini yang terus mecabik-cabik perih,yang mengobrak-abrik nadi tanpa henti

Pasrah!menyapu diriku lagi dari rasa yang kau beri....menggilas rasa sayangku sendiri, menepikan perih yang berteriak memakan hatiku, kini aku berdiri sendiri tanpa kamu yang biasa tertawa mencerahkan waktuku,menopangku saat aku rapuh,menyeka air mataku saat air mataku jatuh



Pasrah! saat dirimu membuatku gamang, terbius dirimu yang dingin, menahan getir lidah kelu saat akan berucap rindu padamu.

Jumat, 22 Juli 2011

jika hampa bertubi

sesaat ketika malam mulai bergumul, ku temukan hampa yang bertubi
ragu mengetuk hati, seakan isyarat untukku berhenti, entah pertanda apa..

terdiam tanpa kata, rasa menyeruak berteriak diotak menggugat hampa yang datang bertubi menyumpahi sayangku yang terus bergulir, mencabik hati yang tertata rapih untuk sayang.

gelap malam mengerudungi jiwaku yang remuk terbelah sayang yang pincang berbalas hambar
hufh....haruskan hampa datang tak berkesudahan hingga nanti aku mati?jika lewat kata tak bisa buktikan rasa dan tindakan...mungkin jalannya hanya satu....mati rasa.

entah sudah ribuan kali ku tulis sajak,semua hanya ragu untukmu....hanya bualan yang basi tak ada arti,biarlah bila memang itu rasa yang kau percaya...rasa yang kau puja...dimana aku hanya ragu untukmu

untuk "Sayang"

Rindu terus perpekur dalam hati yang risau memecah galau tanpa ragu mengurai tangis yang terus menerus,
membungkam marah saat kau bandel,membungkam cemas saat kau membuatku gelisah karna kau pergi

Diammu mencekik ragaku, membuat kelu lidahku, menjadikan kata-kataku menjadi basi, hambar tercipta saat kita saling berdiam diri mematut emosi yang masih berteriak diotak kita.

"..... jengah ku menunggu waktu yang kita tunggu tak kunjung datang, rindu ini sudah menjadi bilur yang melebamkan hatiku, yang berteriak ANHELOOOOOOOOO setiap kau tak merinduku.

" ***** ini untuk "Sayang" yang ku sandari harapan penuh tanya,akankah esok berujung sia-sia?ah! ntah...harus aku redam sayang ini agar tak menjalar membius otakku, agar esok tak jadi sia-sia....

Egomu Memakan Ragaku

ditepian hati ini ini aku menunggu dirimu
saat pagi mulai memanjakan mataku karna sinarnya yang redup
aku memandang luas hati yang terpampang dihadapanku
menanti dirimu yang berjanji ada disampingku hingga nanti

menahan dingin raga yang mulai menggigil menunggu dirimu, membeku membuat kaku otakku
sedikit aq berkedip bayanganmu yang berjalan menghampiriku menghilang 
terlalu bodoh jika aku menunggumu hingga matahari menyingsing,
ragaku kini sudah beku tak sanggup lagi menunggumu yang bermain-main dengan egomu

Selimut Sepi

Di sini aku sendiri...bersama air mata yang mengalir sepi,
segala emosi yang terpendam aku ukir dalam sajak perih,
mungkin ketika esok aku tertidur lama, sajak ini akan menangis
seperti mimpi yang berlumut di otakku

Kini hatiku menggigil merasakan gejolak hati yang tersakiti bertubi-tubi
menahan rasa takut yang menyeruak bagai tamparan ombak yang menghempas karang
aku terjebak dan terhanyut dalam lingkar yang dulu pernah tak ingin ku masuki.

aku merasakan sepi ini mengikis egoku, harusnya aku EGOIS!
agar tak termakan sakit yang menggerogoti nadiku