Selasa, 04 Oktober 2011

Sepi Merajai Hati

aku termangu dalam lamun yang membasuh tiap detik,mengikis hati menahan air berlinang yang terurai tanpa sadar,,membuat sesak hati yang mengungkung kangen menutup mulutku tak berdaya tuk berkata
kurapal sendiri sepi...yang datang tak berkesudahan..mendamba ceritamu yang tak kunjung datang...
kau menghilang...diam...tak seperti yang dulu menanti waktu tuk bercerita padaku..
kini kau nikmati duniamu,kau tangisi duniamu bila tiba-tiba menghilang...
tanpa kau sadari...aku menunggumu,menunggu deretan cerita yang membawa senyum,tangis,tawa dan bahagia...
ku lupa..aku disampingmu,melihatmu,menangisimu,,memikirkanmu...
ah!harusnya ku ikat mulutku agar kat-kataku tak mnggores luka dihatimu..
namun sesak ini menusuk ulu hati karnamu...
aku kehilangan dirimu yang dulu..,yang membawa senyum, berkata penuh sayang,tanpa bosan tuk bercerita..
tapi hari ini semua sudah lebur,seperti hujan yang hanya semusim mendatangi kering...
yang datang tuk basuhi waktu....lalu pergi tanpa bekas...tanpa sadari aku menggigil tanpamu

biar kau tau aku menunggu dirimu penuh bisu,ku dambakan dirimu datang penuh kehangatan seperti dulu
agar ku tukar hangatmu dengan senyum tanpa rekayasa,tanpa paksa...namun yang ada kau datang dengan angkuhmu,dengan cerita lalu yang kembali lagi membawa sepercik cemburu yang mendakwa dihati..
bukan karna ego aku ungkap cemburu,tapi karna perih...saat dia kembali tanpa terseok seperti aku...
yah...aku hanya serpihan debu yang melekat saat angin membawaku,,dan akan menghilang saat tanganmu menghapus diriku...

Tuhan...kau tau..aku tak ingin melukai,ataupun menyakiti...tapi kenapa kau taruh sepi yang bertubi dan menelusup hingga ke nadi membumbung sakit yang tak terobati??
tak pantas kah aku mendapat sayang yang ku tanam?mengapa sayang hanya datang seperti hujan semusim?

hufhh.. sungguh aku tak terpikir kenapa kau beri air mata begitu mudah mengalir menderu seperti suara gemuruh yang mangaduh?mengapa kau beri aku hati yang hanya sekeping,dan memaksa aku maenerima luka yang ku kira sudah mati!

Sesak dadaku menahan kata yang tak bisa ku kait lagi,sepi hatiku saat tau dia tak sadari senyumnya begitu berharga untukku,peluknya begitu menguatkanku,dan kata-katanya menyembuhkan otakku yang rusak,
Kini...tatapanku kosong saat dia hanya sadari bahwa dia paling tersakiti dengan situasi...tanpa membuka mata aku didepannya menopang sepi yang merajai hati saat kehilangan dia yang berlalu sejenak,menyisir waktu yang mengombang-ambingkan diriku...

harus kau sadari, kau melumat hatiku saat pergi, hingga sepotong hati ini linglung tak kuasa merapal rindu yang mendera saat-saat aku sendiri...membutuhkanmu...tanpa sadar kau lupa,,aku juga menantimu...membiarkan rindu mendesak diruang hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar